Menurut Paulus, kualitas jalan diukur berdasarkan mutu beton atau kelas K, seperti K-175, K-200, K-225 hingga K-350, yang semuanya ditentukan melalui uji laboratorium.
“Mutu jalan harus bagus dan dibuktikan lewat uji lab. Tapi meskipun dibangun dengan mutu tinggi, misalnya K-500, jika dilalui kendaraan berbeban 35 ton tetap akan rusak. Jadi, ada dua faktor yang menentukan, yaitu mutu jalan dan beban kendaraan yang melewati,” jelasnya.
Ia menambahkan, kerusakan jalan kelas 3 kerap terjadi karena kendaraan bermuatan lebih dari 8 ton tetap melintas di jalur tersebut. Padahal, jalan kelas 3 idealnya hanya menampung beban maksimal 8 ton dengan lebar 2,1 meter.
Strategi Pemerataan Pembangunan
Paulus menegaskan, Dinas PUPR terus mendukung misi Bupati Murung Raya untuk menghubungkan wilayah kabupaten hingga ke tingkat desa. Saat ini, pihaknya sedang merencanakan pembangunan akses jalan menuju Ibu Kota Kecamatan Batura di Makunjung, Tumbang Kunyi, hingga Tumbang Laung.
Selain itu, pembangunan jalan menuju Ibu Kota Kecamatan Puruk Bondang juga diprioritaskan, bahkan dipertimbangkan melalui skema multi-year. Dinas PUPR juga tengah menyiapkan konsep trase jalan penghubung dari Murung Raya menuju Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
“Kita sedang merancang akses terdekat agar Murung Raya bisa terkoneksi langsung dengan IKN. Ini penting supaya daerah kita tidak tertinggal dari pusat pemerintahan baru,” tambahnya.
Paulus menekankan, selain membuka jalan baru, pemeliharaan jalan yang sudah ada juga menjadi perhatian utama. “Jalan yang sudah mantap harus dipelihara agar tidak menurun kualitasnya. Sementara jalan yang baru ditingkatkan akan terus dimantapkan,” tegasnya.
Dengan langkah tersebut, pembangunan infrastruktur jalan di Murung Raya diharapkan merata, berkelanjutan, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat di perkotaan maupun pedesaan.
(jimmi)
0 Komentar